MUSIRAWAS-Bisnis pengepul rongsokan terkadang dipandang sebelah mata,terlihat kumuh, jorok, dekil selalu melekat abadi pada mereka yang menggeluti bisnis ini, tapi siapa sangka bisnis jorok tersebut bisa mendatangkan pundi-pundi yang melimpah bahkan keberadaan mereka sangat penting untuk menjaga bumi dari sampah plastik yang sulit diurai tanah.
Azhari Subianto yang akrab di panggil, Ari (27),Saat di wawancarai oleh awak media Jum’at (05/01/21)
Dulunya saya Staf Bawaslu, kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai Staf Bawaslu Kabupaten MusiRawas,tahun 2019, kemudian membuka usaha sendiri. Sampai akhirnya, Ari memutuskan untuk usaha Jual beli Barang Rongsokan.
Saat pertama kali terjun ke bisnis rongsokan pada 2020, Ari hanya bermodal Rp 1 juta, sisa pendapatan dari usaha sebelumnya, dari modal tersebut dia membeli barang bekas ke para pemulung di sekitar rumahnya, kawasan Desa Satan Indah Jaya, Dusun II Kec, Muara Beliti Kab, Musi Rawas.
Kemudian Barang bekas itu dia jual lagi ke pengepul yang lebih besar,”jelasnya.
Alhamdulillah, hasil dari sini, saya bisa menafkahi keluarga kecil saya, bisa beli susu anak dan kebutuhan rumah tangga, dari usaha ini juga Ari sudah memiliki satu mobil bak terbuka untuk ia membeli barang rongsokan, ya jalan Allah mah pasti ada saja kalau mau usaha,” kata dia sambil tersenyum.
Saat di tanya untuk berbagi tips untuk usia muda ,Azhari Subianto dapat dikatakan contoh sukses usia muda, yang memanfaatkan masa mudanya untuk berwirausaha. Bahkan ia merasa lebih bersyukur dengan apa yang didapatnya saat ini dibandingkan ketika masih menjadi staf Bawaslu.
Menurutnya bila ingin wirausaha seperti dirinya, sebaiknya dipersiapkan mental, keyakinan yang kuat dan berdoa kepada Allah SWT,ā€¯jelasnya.
Berwirausaha itu sangat berbeda dengan ketika ia bekerja menjadi pegawai lembaga negara. saat menjadi pegawai lembaga negara, segala sesuatunya sudah disiapkan dan pegawai hanya menjalankan tugas yang diberikan.
Ketika berwirausaha, semuanya dipegang sendiri, mulai dari merencanakan, merintis, hingga mengembangkan usahanya termasuk semua resiko harus ditanggung sendiri.
Tekad kuat pun harus dipupuk dari awal karena merintis usaha itu harus mau capek, harus kerja ekstra keras. Kalau tekadnya lemah, tidak bisa jalan tutupnya.(Ade/Rah)