Kumpulan Puisi-puisi RLA

Penikmat Luka

Lagi dan lagi kembali menuai aksara,
memulung sajak demi menghidupkan kata-kata, maka terlahirlah rangkaian puisi yang penuh dengan makna luka.

Lubuklinggau, 20 April 2022.

 

 

Perihal Rasa

Bertahan menciptakan luka,
pergi tak kuasa,
di antara keduanya aku terdampar.

 

Lubuklinggau, 20 April 2022.

 

 

Sajak Cinta

Kau pernah bertanya padaku perihal cinta,
“atas dasar apa aku mencintaimu?.” Sampai pada saat ini, ketahuilah bahwa cintaku tak pernah memiliki dasar, oleh karena itu ia selalu dalam. Terlintas di benak mengapa asmaraku tak sedatar mereka?.

 

Lubuklinggau, 20 April 2022.

 

 

Sajak Pendosa

Kematian bukanlah sebuah impian,
Namun mimpi kematian akan menjadi harapan, Entah kapan akan jadi kenyataan?.

 

Lubuklinggau, 20 April 2022.

 

 

Sajak Pendosa

“Apa yang sedang kau cari?,
semua rasa itu sama,” jelas pelacur dengan nada menggoda.

Benar jawabku,
yang membedakan rasa adalah hasrat.

Seketika kedua pendosa itu pun bungkam lalu menghilang.

 

Lubuklinggau, 20 April 2022.

 

 

Perjalanan Hidup

“Kita sudah berdayung terlalu jauh,
apakah kau ingat jalan pulang?” ucapmu.

Tidak jawabku,
aku lebih suka berdayung ke arah depan
mencari sesuatu yang belum kutemui.
Letakkan sauhnya bila kau lelah.
Aku takkan memutar arah menuju pelabuhan yang sudah hampir roboh.

 

Lubuklinggau, 20 April 2022.

 

 

Ramana Lingga Ardi (RLA),
laki-laki sederhana yang hanya suka menulis titik dan koma. Seorang Ambivert penikmat luka. Contak Person Twitter @lingga_ardie || WhatsApp 0821 8032 7209.

error: Maaf Konten Di Proteksi