LUBUKLINGGAU, BLLG- Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin pepatah itu relevan dengan keadaan Karang Taruna (KT) Kota Lubuklinggau hari ini.
Bagaimana tidak, sejak tahun 2020 KT Kota Lubuklinggau sudah dua kali gagal menggelar Temu Karya Karang Taruna (TKKT) tingkat Kota, tepatnya pada 23 Desember 2020 dan 12 Maret 2022. Hal tersebut bukan saja menghambat pemuda Lubuklinggau untuk berkarya, namun juga menjadi penyebab matinya sinergitas pemerintah dan Karang Taruna di Kota Lubuklinggau.
Ketua KT Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Ade Irwansyah, memandang miris kejadian tersebut.
“Kami sungguh sesalkan dua kali TKKT Tingkat Kota Lubuklinggau ini selalu gagal. Baik dengan alasan penundaan, maupun pengunduruan jadwal. Ini preseden buruk untuk Pihak Provinsi yang sudah menetapkan tiga caretaker sejak TKKT Kota Lubuklinggau Tahun 2020, namun sampai hari ini belum bisa menghasilkan kepengurusan yang defenitif di Kota Lubuklinggau,” ujar Ade.
Ade juga merasa sedih, karena ia merasa sudah ada keberpihakan yang berlebihan dari pihak yang harusnya bisa bersikap lebih bijaksana.
“Sedih sekali, sejak TKKT tahun 2020 sampai 2022 ini kami menaruh asa yang tinggi kepada pihak Provinsi untuk menjadi jembatan dalam pemilihan ketua KT Lubuklinggau. Namun justru kami merasa selama ini pihak Provinsi hendak melakukan intervensi terhadap penyelenggaraan TKKT di Kota Lubuklinggau. Sebenarnya dengan adanya kejadian ini, supaya pihak-pihak bisa berpikir, bahwa Lubuklinggau bebas dari intervensi sesuai dengan keinginan satu pihak saja” tambah Ade.
Senada dengan Ade, Ketua Karang Taruna Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Dian Eka Saputra, juga menyayangkan gagalnya TKKT Kota Lubuklinggau yang dijadwalkan pada Tanggal 12 Maret 2022 dalam menghasilkan sosok ketua defenitif.
“Kalau di jadwal ya harusnya Tanggal 12 Maret 2022 ini sudah diadakan pemilihan, namun karena ada permasalahan lagi-lagi keinginan untuk berkarya di KT Kota harus pupus, tertunda lagi entah sampai kapan,” ungkap pria yang biasa disapa Eko itu.
Eko berharap agar semua dapat meredam semua ambisi pribadi di KT Kota Lubuklinggau.
“Saya mohon, hilangkanlah semua ambisi pribadi dalam Karang Taruna ini. Jangan ada lagi intervensi dari dan kepada siapapun. Itupun kalau Karang Taruna ingin kembali mendapatkan wibawanya di dunia pemuda,” ujarnya.
Adapun dua caretaker Ketua KT Kota Lubuklinggau yang telah ditunjuk oleh pihak KT Provinsi Sumatera Selatan adalah Ahmad Reza Fikri yang kemudian digantikan oleh Devi dan terakhir digantikan oleh Arya. (Rilis)