SAYA pikir permasalahan truk pengangkut batu bara yang melintas di jalanan Lubuklinggau akan cepat selesai setelah pengangkatan isu pertama kali ke media oleh beberapa jurnalis beberapa waktu yang lalu. Semua pihak akan gercep, sat-set, sat-set, masalah selesai.
Bak berlari di genangan oli, pendapat saya meleset. Jauh! Alih-alih selesai cepat justru masalah semakin melebar dan personal. Kadishub tak terima dituduh, ia merasa difitnah, mengadu ia mencari keadilan. Bahkan secara tegas dalam pernyataan di salah satu media berita online, ia menutup pintu mediasi.
Entah masalahnya di mana, pengusaha batu bara yang bandel, supir yang menolak taat, atau masalahnya memang di penindakan yang kurang tegas, bahkan cenderung permisif.
Masalah yang berlarut-larut, razia yang tidak digubris, dan demo-demo yang mewarnai masalah ini, wajar memang apabila masyarakat tidak puas. Yang perlu diingat, menyampaikan pendapat dan dugaannya terhadap masalah ini, atau masalah apapun adalah hak yang dijamin oleh Konstitusi.
Maka berkomentarlah orang-orang tentang masalah ini. Lumrah saja sebenarnya, kasus yang dibiarkan menggantung, terulang lagi dan lagi, tentu akan menjadi pembicaraan. Hanya saja kali ini, ada yang tersinggung, marah, dan panas.
Menurut saya pribadi, komentar yang dipermasalahkan aman-aman saja, dia menggunakan kata “diduga” dan tidak menyebut nama pribadi, tapi siapa yang tahu, benar kata Adian Napitupulu, “Berbeda dengan data, soal rasa siapa yang tahu?” Tentu semua memiliki ruang tersinggungnya masing-masing, tapi apa ya harus semua dilaporkan? Apalagi seorang pejabat publik, eman-eman waktunya menanggapi dengan emosi komentar masyarakat. Susah juga jika pejabat publik anti kritik karena mudah tersinggung. Sedikit-sedikit lapor. Semua bisa kena. Atau mungkinlah permohonan terlapor itu dikabulkan saja, GANTI!
Lucunya, di waktu yang hampir bersamaan dengan laporan korban yang merasa difitnah itu, lagi-lagi truk pengangkut batu bara terjaring razia, kali ini Intel Kodim 0406 Lubuklinggau yang mengamankannya, Kamis/Jum’at (22/23 September 2022). Tak tanggung-tanggung, 14 unit truk diamankan. Duh, bandel!
Permasalahan truk pengangkut batu bara ini harus secepatnya diselesaikan, jangan justru menambah drama. Kelambu yang sudah mulai kendur tali pengikatnya, tidak seharusnya ditambahi lagi beban di atas kelambu itu, benahi talinya, ikat kencang kembali di pengait dan kelambu siap digunakan lagi.
Boleh saja memanjangkan tali kelambu, tapi harus proporsional, jangan berlebihan, alih-alih kelambu kembali bisa berfungsi, eee justru melendot. Selesaikan saja secepatnya dengan keputusan yang tegas. Jangan malah sibuk dengan ketersinggungan. Syukur-syukur tali kelambu lama masih dipertahankan, dikemudian hari bisa saja talinya diganti. Bisa jadi! Waspadalah! Waspadalah!