PTBA Adakan RUPSLB, Arsal Ismail Diangkat Menjadi Direktur Utama

 

JAKARTA, Bllg- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada Kamis (23/12) di Jakarta. Kegiatan dihadiri pemegang saham secara fisik dengan memperhatikan kapasitas ruangan dan pemberian jarak serta dihadiri secara onllne menggunakan fasilitas Electronic General Meeting System (eASY) yang dikembangkan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

 

Dalam RUPSLB tersebut, disetujui perubahan susunan pengurus Perseroan. RUPSLB PTBA mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Suryo Eko Hadianto sebagai Direktur Utama, Dwi Fatan Lilyana sebagai Direktur Sumber Daya Manusia, Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin sebagai Direktur Pengembangan Usaha, dan Jhoni Ginting sebagai Komisaris.

 

RUPSLB juga menyetujui pengangkatan Arsal Ismail sebagai Direktur Utama, Suherman sebagai Direktur Sumber Daya Manusia, Rafli Yandra sebagai Direktur Pengembangan Usaha, dan Devi Pradnya Paramita sebagai Komisaris.

 

Seiring dengan disetujuinya perubahan tersebut, maka susunan pengurus Perseroan menjadi Dewan Komisaris

• Komisaris Utama/Komisaris Independen Agus Suhartono

• Komisaris Independen Andi Pahril Pawi.

• Komisaris Devi Pradnya Paramita.

• Komisaris Edmar Piterdono Hamzah.

• Komisaris Carlo Brix Tewu• Komisaris Irwandy Arif

Dewan Direksi

• Direktur Utama Arsal Ismail

• Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Farida Thamrin

• Direktur Pengembangan Usaha Rafli Yandra

• Direktur Operasi dan Produksi Suhedi

• Direktur Sumber Daya Manusia Suherman

 

PTBA mengucapkan selamat bertugas kepada jajaran direksi dan komisaris yang telah diangkat. Perseroan juga menyampaikan terima kasih kepada Suryo Eko Hadianto, Dwi Fatan Lilyana, Fuad Iskandar, Zulkarnain Fachroeddin, dan Jhoni Ginting atas dedikasi yang telah diberikan.

 

PTBA terus berkomitmen untuk melanjutkan transformasi guna mencapai visi dan misi perusahaan.

Kinerja PerseroanDari sisi operasional, PTBA berhasil meningkatkan produksi batu bara mencapai 28,0 juta ton dengan angkutan kereta api sebesar 23,4 juta ton dan penjualan batu bara sebesar 25,8 juta ton sampai dengan 30 November 2021. Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada 2020 menjadi 30 jutaton pada 2021.

 

Capaian positif juga berhasil dibukukan dari sisi  keuangan  di  mana  PTBA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp26,2 triliun dengan laba bersih sebesar Rp7,O triliun hingga akhir November 2021. Laba bersih ini sekaligus  menjadi capaian laba bersih tertinggi sepanjang sejarah Perseroan beroperasi.

 

Seiring dengan pencapaian laba bersih tersebut, PTBA berhasil mencatatkan EBITDA dan total aset Perseroan masing-masing sebesar Rp1O,6 triliun dan Rp35,2 Triliun.Progres Proyek Pengembangan Gasifikasi Batu BaraTerbitnya Perpres 1O9 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2O2O oleh Presiden Joko Widodo, menjadikan 2  (dua)  proyek  PTBA  masuk  menjadi  PSN (Proyek Strategis Nasional), di antaranya Hilirisasi Gasifikasi Batu  Bara  di  Tanjung  Enim dan Kawasan Industri  Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE)  Tanjung Enim.

 

PTBA, Pertamina, dan Air Products & Chemicals Inc (APCI) menandatanpani amandemen perjanjian kerja sama penpembanpan dimethyl ether (DME) yanp berlanpsunp di Los Angeles, Amerika Serikat, dan disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Nepara (BUMN) Erick Thohir. Pada kesempatan yanp sama, jupa dilakukan penandatanpanan Perjanjian Penpolahan DME yanp menjadi bapian dari kerjasama penpembanpan DOE tersebut.

 

Proyek Strategis Nasional ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar USD 2,1 miliar atau setara Rp 30 Triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DOE per tahun untuk mengurangi impor LPG lebih dari 1 juta ton per tahun.

 

PLTU Mulut Tambang SumseI-8PLTU Mulut Tambang SumseI-8 berkapasitas 2x62O MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar. PLTU ini merupakan bagian dari proyek35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).

 

PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd. Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya  membutuhkan  5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian proyek sebesar 93,85% hingga November 2021.

 

Pembangkit listrik  ini  diharapkan  bisa  beroperasi  penuh secara komersial pada kuartal 1 2022.

PLTU Sumsel 8 memanfaatkan teknologi ramah lingkungan supercritical. PLTU juga menerapkan teknolopi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi meminimalisasi sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang PLTU.

 

Pengembangan PLTS Ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan juga mulai bergulir. Salah satu wujud pengembangannya yakni PLTS di Bandara Soekarno Hatta bekerjasama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PLTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). PLTS beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020.

 

Perseroan saat ini juga akan mengembangan PLTS di area lahan pasca tambangPerseroan yakni:1) PLTS di Tanjung Enim dengan kapasitas sampai dengan 200 MW dan totalarea 224 Ha;2) PLTS di Ombilin dengan kapasitas sampai dengan 200 MW dan total area 201Ha;3) PLTS di Bantuas, Kalimantan Timur.

 

Proyek Angkutan Batu BaraPTBA bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton/tahun pada tahun 2026, termasuk jalur baru yang terdiri dari:

• Tanjung Enim — Arah Utara: Pengembangan angkutan batubara relasi Tanjung Enim – Kramasan dengan kapasitas 20 juta ton/tahun yang dibangun oleh PT KAI (Dermaga) dan PTBA (Train Loading System) beserta CHF (Coal Handling Facility), direncanakan akan beroperasi pada triwulan IV tahun 2024; disamping itu juga dikembangkan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton/tahun dan direncanakan akan beroperasi pada Q3 2026. Untuk pengembangan fasilitas eksisting, kapasitas angkut 5 juta ton per tahun telah berhasil dioperasikan pada Dermaga Kertapati sejak Triwulan I-2O2O dan akan ditingkatkan menjadi kapasitas 7 juta ton pada triwulan IV 2021.

• Tanjung Enim — Arah Selatan: Tarahan-1, pengembangan kapasitas jalur  eksisting menjadi 25 juta ton/tahun pada Q2 2021.

Kerja Sama

Pengembangan Kendaraan Operasional Tambang Berbasis Listrik PTBA bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api (Persero) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman untuk mengembangkan kendaraan tambang operasional tambang berbasis listrik pada 7 Desember 2021.

 

Kerjasama ini merupakan bentuk sinergi BUMN dalam mendukung pemerintah mendorong target Net Zero Emission pada tahun 2060. Sinergi ini juga salah satu langkah konkret PTBA mewujudkan komitmen perusahaan dalam dekarbonisasi sesuai dengan visi PTBA untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.

 

Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Kawasan Ekonomi KhususPTBA bekerja sama dengan Bukit Alumina Indonesia (BAI) melakukan penandatanganan kesepakatan awal dalam rangka mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga uap di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Bintan, Kepulauan Riau. Upaya penjajakan ini sekaligus membuka peluang bagi PTBA mendukung pasokan batu bara untuk pabrik smelter tersebut.

 

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)  Hingga 3O November 2O21, PTBA telah menyalurkan dana usaha mikro kecil (UTIK) sebesar Rp5,5 Miliar. Sementara total dana penyaluran tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) lainnya yang telah disalurkan oleh Perseroan sebanyak Rp128,9 Miliar.Tidak hanya itu, selaras denpan arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan kemiskinan ekstrim menjadi zero extreme poverty pada akhir 2024, PTBA meluncurkan Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Muara Enim yang menyasar warga dari segala usia dengan menitik beratkan pemenuhan kebutuhan dasar mulai dari kesehatan, pendidikan, pekerjaan, panpan, air bersih, dan perumahan.

 

Upaya peningkatan kesejahteraan dan kemandirian sosial ekonomi masyarakat juga didukung melalui pembangunan PLTS irigasi yang tersebar di Sumatera Barat, Lampung dan Sumatera Selatan dengan kontribusi positif yaitu luas lahan pertanian yang teraliri irigasi sebesar 360 Ha dan penerima manfaat lebih dari 1.000 petani.

 

Kedepan, PTBA terus memperkuat komitmen dan kepeduliannya dengan merencanakan pembangunan PLTS di 10 wilayah lainnya di Sumatera Selatan dan Lampung yang akan memberikan manfaat positif bagi 1.219 Ha lahan pertanian dengan penerima manfaat lebih dari 3.500 petani.(*)

error: Maaf Konten Di Proteksi