Kampung Batik Durian Kito Cuman ada di Lubuklinggau 

 

Lubuklinggau,BLLG – Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Nah di Kelurahan Perumnas Rahma, Lubuklinggau Selatan I, ada sebuah tempat yang bernama “Kampung Batik Durian Kito” yang baru di buka awal tahun 2022 ini.

 

Rusmani selaku Direktur Batik Durian saat di wawancarai Berita Lubuklinggau (23/08/22) menyampaikan awal mula membangun batik durian ini di tawarin untuk mengikuti pelatihan oleh dinas perindustrian,waktu itu mengirimkan 4 orang untuk mengikuti pelatihan, 2 orang yang membatik dan 2 orangnya lagi mendesain dan menjahit.

 

“Setelah paham tentang membatik dan tak lama kemudian di tawarin lagi untuk pelatihan oleh ibu Walikota yaitu HJ Yetti Oktarina Prana untuk mengikuti pelatihan di rumahnya selama satu minggu,setelah mengikuti pelatihan tersebut membuat keputusan untuk membuka usaha batik ini” ungkap Rusmani

 

Rusmani juga menambahkan, kita mencoba bahan dari batik madami untuk di uji ternyata setelah uji coba dan hasilnya memuaskan dan kita memutuskan untuk meneruskan usaha batik durian ini.

 

Tak hanya itu Rusmani bersama tim untuk patungan modal awal dan hasil batik uji coba kemarin di beli oleh ibuk Walikota dan hasilnya untuk menambah modal batik durian ini, dan alhamdullillah usaha batik durian ini mendapatkan CSR dari Bank Sumsel Babel, dan beliau sangat berterima kasih kepada ibu walikota karna sangat mendukung usaha ini serta telah membantu memberikan mesin jahit.

 

Sambung Rusmani, bahwa untuk proses penjualanan batik durian ini masih dalam kota saja dan untuk harganya berkisar dari harga 250 ribu per 2 meter jika untuk custom tulisan itu sekitar 500 ribuan keatas, kenapa harganya sedikit mahal karena untuk proses pengerjaanya memakan waktu yang cukup lama dan membutuhkan ketelitian dan kesabaran dan untuk bahannya sendiri kita langsung ngambil ke solo, ujarnya.

 

“Berharap agar kedepannya batik durian ini semakin berkembang pesat dan di kenal oleh seluruh masyarakat indonesia terlebih lagi jika berhasil mengekspor batik durian ini ke luar negeri” ujarnya

 

Selain merintis usaha batik durian Rusmani juga membuka usaha “Bank Sampah” dan “Sari Tebu” yang di mana bank sampah sendiri sudah di rintis dari 2017 tetapi masih di terapkan di lingkungan Perumnas Rahma saja, dan untuk usaha sari tebuh sendiri sudah mendapatkan BPOM, Jadi buat Masyarakat Lubuklinggau yang tertarik untuk membeli batik durian dan sari tebu boleh langsung kunjungi facebook Rusmani enni, tutupnya. (Putri)

error: Maaf Konten Di Proteksi