Jurnalis Berkompeten Wajib Saring Sebelum ‘Sharing’

*645 wartawan di Sumsel Dinyatakan Berkompeten

 

Palembang, BLLG – Meski sudah dinyatakan kompeten dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW) muda, madya maupun utama, wartawan diharapkan terus memperluas wawasan.

 

 

Wawasan tak hanya sekedar mengetahui tapi juga memahami bagaimana kode etik wartawan, prilaku di masyarakat dan juga bagaimana memperluas keilmuan tentang konten berita.

 

 

Demikian dikatakan Ketua PWI Sumsel H Firdaus Komar SPd MSi dalam sambutan Penutupan UKW angkatan 34 di Hotel Beston Palembang, Kamis (28/10/2021).

 

 

“Jadi kalau sudah berkompeten, maka kita harus mengubah mindsetnya. Bagaimana kode etik, termasuk prilaku di masyarakat. Tentu kalau melanggar maka akan dicabut kartu kompetensinya,” ujarnya.

 

 

Firdaus menambahkan dengan lulusnya 15 peserta UKW angkatan 34 maka total sudah 645 wartawan di Sumsel yang sudah berkompeten. Diantaranya 88 yang sudah level utama, 110 level madya dan 447 level muda.

 

 

“Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada SKK Migas dan KKKS yang terus mensupport PWI Sumsel dalam mendukung pelaksanaan UKW di Sumsel,” jelasnya.

 

 

Senada dengan itu dikatakan Dr H Iskandar Zulkarnain yang merupakan salah satu penguji mengingatkan kepada semua peserta yang dinyatakan berkompeten diharapkan menjalankan ilmu yang didapat. Termasuk tentang prilaku menshare informasi sebelum sharing.

 

 

“Jadi yang berkompeten, jangan sama dengan masyarakat yang suka share sebelum sharing. Begitu juga kualitas berita. Jadi kalau mau berkompeten harus rajin baca buku, dan sekaranf sudah berapa buku yang kita baca,” jelasnya.

 

 

Sementara itu dikatakan Wakil Ketua PWI Pusat Bidang Advokasi dan Pembelaan Wartawan H Octaf Riadi SH mengaku bangga dengan komitmen PWI Sumsel yang telah menggelar UKW secara terus menerus. Bahkan sudah tiga tahun SKK Migas dan KKKS sudah tiga tahun mendukung UKW di Sumsel.

 

 

Tak lupa ia juga berpesan agar menjadi wartawan untuk tetap meningkatkan kompetensi dan wawasan melalui peningkatan belajar.

 

 

“Banyak baca, baca buku penting. Karena ayat yang pertama kali turun itu Iqro, baca. Jadi jadi wartawan profesional jangan dapat info hoax langsung di share. Wartwan profesional itu wartawan yang bisa menguji informasi benar atau salah, baru kemudian mengkonfirmasi,” pungkasnya. (*)

error: Maaf Konten Di Proteksi